·
Hidrosefalus dialami oleh 2 dari 100 bayi yang lahir setiap
tahunnya.
·
Kenali jenis, gejala, penyebab, komplikasi, dan pengobatan dari
penyakit ini
·
Kisah inspiratif seorang buruh yang berhasil mengobati
hidrosefalus anak ketiganya
Hidrosefalus merupakan
kelainan pada bayi yang menyebabkan kepala membesar. Melalui artikel ini, kami
berbagi informasi mengenai penyakit ini: jenis, penyebab, dan pengobatannya.
Kami juga akan membagikan kisah inspiratif dari seorang ibu yang berhasil
mengobati anaknya yang terkena hidrosefalus setelah tiga kali gagal operasi.
Apa
itu Hidrosefalus?
Hidrosefalus berarti gangguan pada tubuh akibat karena
penumpukan cairan pada ventrikel atau rongga otak. Penumpukan cairan inilah
yang membuat kepala membesar dan menekan organ itu dengan kuat. Kalau tidak
segera diatasi, tekanan yang kuat pada ventrikel akan melemahkan fungsi otak.
Jika fungsi otak seseorang
sudah terganggu, maka perkembangan fisik dan kecerdasannya akan terganggu pula.
Bahkan seseorang yang memiliki gangguan ini cenderung memiliki komplikasi yang
lebih serius dibandingkan dengan yang tidak. Menurut para ilmuwan, setidaknya
ada 2 dari 100 bayi yang terlahir dengan kondisi hidrosefalus.
Jenis-Jenis
Hidrosefalus
Secara umum, hidrosefalus
terbagi menjadi 3 kategori.
Pertama adalah hidrosefalus bawaan, gangguan ini terjadi sejak bayi lahir ke
dunia. Begitu keluar dari Rahim, kepala bagi akan membesar terutama di bagian
ubun-ubun yang tulangnya masih lunak. Bayi yang mengalami penyakit ini
sejak kecil biasanya kerap menangis, mata seperti terus menghadap bawah karena
kulit kepala tertarik, susah makan, dan kejang-kejang.
Kedua, hidrosefalus yang
didapat saat bayi sudah tumbuh menjadi anak-anak atau dewasa. Orang yang
mengalami kelainan ini setelah dewasa biasanya akan mengalami nyeri pada kepala
setiap pagi atau bangun tidur. Selain pusing, gejala lain yang muncul adalah
sering mengantuk, pandangan buram, tidak bisa menahan saat akan buang air. Jika
tidak segera diobati, gangguan ini bisa menyebabkan koma hingga kematian.
Jenis ketiga adalah
hidrosefalus dengan tekanan normal. Gangguan ini biasanya dialami oleh lansia
berusia lebih dari 60 tahun. Biasanya orang yang terkena gangguan ini sering
mengalami kesulitan berjalan, menurunkan kemampuan berpikir, hingga
ketidakmampuan untuk menahan kencing.
Komplikasi
pada Penyakit Hidrosefalus
Hidrosefalus sangat berbahaya
sehingga diperlukan penanganan yang cepat agar komplikasi tidak
terjadi. Secara umum dari seluruh jenis kelainan ini, komplikasi yang terjadi
terdiri dari: gangguan koordinasi yang menyebabkan seseorang susah bergerak,
epilepsi atau ayan, gangguan penglihatan mulai yang biasa hingga akut,
penurunan daya ingat pada anak-anak dan dewasa, kesulitan belajar, gangguan
berpikir dan bicara, dan susah konsentrasi.
Beberapa ciri
terjadinya komplikasi pada penyakit hidrosefalus antara lain:
·
Demam
·
Sifat lekas marah
·
Kantuk
·
Mual atau muntah
·
Sakit kepala
·
Adanya masalah penglihatan
·
Kulit kemerahan, adanya rasa sakit atau nyeri pada kulit di
sepanjang jalan dari tabung shunt
·
Sakit perut ketika katup shunt berada di perut
·
Kambuhnya gejala hidrosefalus awal
Penyebab
Hidrosefalus
Secara garis besar,
hidrosefalus dapat disebabkan oleh:
·
Terjadinya penyumbatan sehingga terdapat banyak cairan yang
memenuhi otak.
·
Terjadi penurunan kemampuan pembuluh darah untuk menyerapnya.
·
Otak ikut memproduksi kelebihan cairan tersebut.
Namun, penyebab utama munculnya
hidrosefalus adalah banyaknya cairan yang memenuhi otak.
Cairan ini sebenarnya bermanfaat untuk otak karena membersihkan limbah setelah
metabolisme. Pada otak manusia normal, cairan yang berlebih dibuang dari tubuh
setelah diserap pembuluh darah. Nah, pada penderita cairan akan terperangkap.
Setiap hari otak akan
memproduksi cairan (serebrospinal). Kalau cairan ini tidak bisa dibuang,
volume akan meningkat sehingga ukuran kepala menjadi besar.
Serebrospinal tidak bisa
dibuang oleh tubuh karena beberapa faktor. Pertama buruknya mekanisme
penyerapan. Selanjutnya, kelainan saraf membuat mekanisme ini jadi terhambat.
Pendarahan dan tumor pada otak juga menyebabkan pembengkakkan hebat sehingga
hidrosefalus perlahan-lahan terbentuk.
Pada beberapa kasus, penyakit
ini bisa terjadi pada bayi yang belum dilahirkan. Kasus ini disebabkan oleh
beberapa hal. Mulai dari adanya cacat bawaan yang membuat tulang belakang tidak
menutup, kelainan genetik, dan adanya infeksi yang terjadi selama masa
kehamilan (salah satunya terkena virus rubella). Tidak hanya terjadi pada anak-anak, orang yang
sudah dewasa pun bisa terserang hidrosefalus. Penyebabnya antara lain infeksi
otak yang berkaitan dengan meningitis, cedera kepala, pendarahan dari pembuluh
darah di otak, dan pernah melakukan operasi otak.
Pengobatan
Hidrosefalus
Satu-satunya cara untuk
menyembuhkan penyakit ini adalah dengan operasi.
Operasi ini bertujuan untuk membuang cairan pada otak yang berlebih dan pemasangan Shunt. Stunt adalah sebuah metode berupa
tabung fleksibel yang membuat cairan dari otak mengalir ke arah yang benar,
sehingga tidak terjadi penyumbatan di otak. Alat ini akan mengalirkan
serebrospinal berlebih ketika volumenya di dalam otak meningkat. Dengan bantuan
alat ini, otak tidak akan terkena tekanan air dan fungsinya akan kembali
normal.
Selang tersebut
kemudian melewati terowongan di bawah kulit ke bagian lain dari tubuh dimana
cairan serebrospinal yang berlebihan dapat lebih mudah diserap organ tubuh
lainnya. Seperti perut atau ruang di dalam hati.
Selain melalui pemasangan
shunt, pengobatan dari penyakit hidrosefalus juga bisa dilakukan melalui ventriculostomy.
Dalam metode ini, dokter bedah akan menggunakan kamera video kecil yang bisa
melihat secara langsung kondisi dalam otak dan membuat lubang di bagian bawah
ventrikel atau antara ventrikel. Nantinya, lubang itulah yang akan mengalirkan
cairan serebrospinal keluar dari otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar